Rabu, 08 Januari 2014

Dua jarum

Menatap jam dinding dgn skuat tenaga.berharap wktu brjalan trbalik.aku hanya ingin kmbali ke 15menit yang lalu.tidak terlalu banyak yg kuminta,ku mohon jam dinding. Jam dinding tetap melaju bak warga negara yang baik dia tidak melangar aturan atau mendengar ocehan pecundang.Dua jarum hitamnya mengejekku dengan sempurna.Dan dua jarum merahnya berhasil menaikkan amarahku.Kuambil jam dinding dan kulempar keras kearah lantai.Walau waktu tak berputar kembali walaupun aku kalah,tapi aku merasa senang dan bahagia.Dasar jam dinding, tak tahu lawan siapa dia.Dengan tenang kembali kududuk dikursi rotanku dengan bantalan kapas berselimut kain kanvas bergambar ikan koi merah mengangga.Dengan santai aku menghirup oksigen gratis prlahan.sepuluh menit berlalu,lima belas menit berlalu.aku mulai sadar untuk apa aku meminta kalau aku bisa bergerak dan menghancurkanya. 
Waktu satu persatu padanan perbandingan menyatakan berharap aku bisa melihat perlahan apa yang harus kucinta.sadar atau tidak aku mencabut rasa itu dan meninggalkanya setengah jam yang lalu.beranjak dari kursi kuambil sapu sepanjang pintu.tegak berdiri menemali engsel yang menua.kusapu perlahan pecahan jam dinding yang tak berdaya.seperti mengaca pada massa dan bentuk.bumi memiliki gravitasi.menarik segala hal yang diinginkanya dalam batas.sehingga bumi memiliki semua.tak ada yang mencelanya karena gravitasilah kita berdiri,karena gravitasilah kawah masih tersentak diam.gravitasi punya daya tarik.dan bumi punya daya saing.sedangkan aku manusia yang berdiri tegak diwilayah gravitasi bumi yang sedang terasing. Terlalu lama aku berpikir pecahan ini tak kunjung habis.stengah jam berlalu,aku berhasil membuang pecahan-pecahan itu dengan sempurna.walau tak semua dapat dilihat.tenggelam lagi dalam kursi rotan.kira-kira sudah terlalu lama,kucoba saja menelponya.Tuut...tut..tuut tak ada respon.apa dia masih marah ya? Pikiranku tak henti memutar terbalik. Dia gadis yang manis,rambutnya panjang hitam legam.diikat keatas layak samurai.sorot matanya tegas.dan mulutnya adalah kritik dunia.sedangkan aku laki-laki beringas dengan rambut ikal,dan tubuh layaknya seikal rumput.Bertemu dalam hujan,aku membawanya kerumah.dia adalah teman dalam pengarungan hidup pembelajaran.bisa dibilang kami tidak memiliki hubungan yang serius.walau status kami sama-sama lajang.
Tiba-tiba bau busuk tercium deras dari arah dapur.beranjak dari lamunanku aku pergi kearah dapur.tepat satu petak dari pintu dapur aku telah melupakan hal yang sangat penting.aku lupa telah membunuhnya dua jam yang lalu didapurku dengan pisau yang tepat mencium jantungnya. Jangan tanya alasan karena aku tak mau beralasan.sorot matanya masih membelalak dengan pernyataan kenapa dan apa.Kubelai rambutnya yg bermandikan darah.dan yang terakhir kuingat 13.31 waktu yang kuminta kembali dari jam dinding.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar